Jangan sembarang 'berkicau' di media sosial, seperti halnya Twitter. Bisa jadi, hal tersebut menghancurkan acara penting dalam hidup Anda. Seperti yang dialami calon pengantin asal Cina, Cheng Jianping.
Pasangan Cheng dan tunangannya Hua Chuncui yang berprofesi sebagai aktivis hak azasi manusia dijemput paksa tentara China akibat bersahut-sahutan soal politik di Twitter.
Kejadian bermula saat tunangan Cheng, Hua Chunhui, mengeposkan sebuah tweet berbunyi: "Demonstrasi anti-Jepang, memboikot produk Jepang, semuanya sudah dilakukan bertahun-tahun lalu...."
Pesan sarkastik tersebut ditujukan bagi partai Nasionalis Cina yang memboikot produk Jepang karena sengketa antara kedua negara memperebutkan pulau Diaoyu/Senkaku di Timur Laut Cina.
Cheng pun membalas 'kicauan' sang kekasih, "Gugat wahai pemuda yang marah!!". Akibat postingan mereka, Cheng dan Hua menghilang pada malam pernikahan mereka, 27 Oktober lalu. Ternyata, lima hari kemudian, Hua dibebaskan dari penjara, tapi Cheng dihukum kerja paksa di Sungai Shibali di kota Zhengzhou.
Akibat kejadian tersebut, pasangan aktivis ini pun harus rela menunggu selama setahun untuk mengikrarkan niat suci mereka. Di Cina, media sosial, seperti Twitter termasuk terlarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar